Senin, 27 Mei 2013

TUGAS : Satu Tema Dua Sifat

Tema      : Berlibur ke Pantai Parangtritis
Sifat       : Paragraf Narasi
=> Menceritakan atau mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah- olah pembaca mengalami sendiri peristiwa itu.

Tepat ketika tanggal 10 Maret, sekolahku libur selama sembilan hari dan akan berakhir pada tanggal 18 Maret. Aku dan seluruh keluargaku tidak menyia-nyiakan waktu ini untuk mengadakan liburan keluarga. Ketika itu aku memilih berlibur ke Pantai Parangtritis. Pagi-pagi aku telah berbenah dan menyiapkan semua perbekalan yang nantinya diperlukan.Sepanjang perjalanan, aku iringi dengan nyanyian lagu riang. Betapa senangnya aku ketika sampai di pantai tersebut. Dengan hati suka ria, aku sambut Pantai Parangtritis dengan senyumku. Pantai Parangtritis, pantai nan elok yang menjadi favoritku. Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku mengajak kakakku untuk bermain air. Kuambil air dan aku ayunkan ke mukanya. Dengan canda tawa, kami saling berbalasan. Puas rasanya, terasa hilang semua kepenatan karena kesibukan tiap harinya. Di sana, aku dan seluruh keluargaku saling berfoto-foto untuk mengabadikan momen yang indah ini. Tak terasa waktu berjam-jam telah kuhabiskan disana. Hari pun mulai sore menandakan perpisahan dan kembali pulang. Tak rela rasanya kebahagiaan ini akhirnya selesai. Dalam benakku, aku kan kembali esok.


Tema      : Berlibur ke Pantai Parangtritis 
Sifat       : Paragraf Eksposisi                                                                                                               
=> Menjelaskan atau memaparkan tentang sesuatu dengan tujuan member informasi (menambah wawasan).


Parangtritis adalah nama desa di kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di desa ini terdapat pantai Samudera Hindia yang terletak kurang lebih 25 km sebelah selatan kota Yogyakarta. Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal di Yogyakarta selain objek pantai lainnya seperti Samas, Baron, Kukup, Krakal dan Glagah. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya gunung-gunung pasir yang tinggi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa disebut gumuk. Objek wisata ini sudah dikelola oleh pihak pemda Bantul dengan cukup baik, mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar yang menjajakan souvenir khas Parangtritis.
Selain itu ada pemandian yang disebut parang wedang konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit kulit, air dari pemandian tersebut mengandung belerang yang berasal dari pengunungan di lokasi tersebut.
Air panas dari parang wedang dialirkan ke pantai parangtritis untuk bilas setelah bermain pasir dan juga mengairi kolam kecil bermain anak-anak. Di Parangtritis ada juga ATV, kereta kuda & kuda yang dapat disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke barat. selain itu juga parangtritis sebagai tempat untuk olahraga udara/aeromodeling.

Minggu, 31 Maret 2013

PERENCANAAN PENDIDIKIAN


           Konsep dasar perencanaan pendidikan telah dikenal pada 25 abad yang lalu, yaitu sejak bangsa Sparta mengembangkan sistem pendidikan yang ditujukan untuk membantu manusia Sparta di bidang militer, sosial dan ekonomi. Plato dalam bukunya, Republic menyatakan bahwa perencanaan sekolah bertujuan untuk melayani masyarakat.
Pada abad ke-18 ditemukan tulisan yang berkenaan dengan perencanaan pendidikan yang berjudul Perencanaan Universitas di Rusia karya Diderot. Selanjutnya, pada abad ke-19 sudah terdapat beberapa perencanaan pembangunan sekolah dan perencanaan pendidikan guru.
Setelah perang dunia ke I, pada tahun 1923, Rusia dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun I merupakan Negara pertama yang menerapkan konsep perencanaan pendidikan, kemudian diikuti Prancis (1929), Amerika Serikat (1933), Swiss (1941), dan Puerto Rico pada tahun 1941.
Perencanaan Pendidikan, adalah suatu proses yang yang mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan kepadanpencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara (Prof. Dr. Yusuf Enoch).
Perencanaan Pendidikan adalah suatu proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di masa depan yang di arahkan untuk mencapai tujuan-tujuan dengan cara-cara optimal untuk pembangunan ekonomi dan social secara menyeluruh dari suatu Negara (Y. Dror, 1975).
Jadi, definisi perencanaan pendidikan apabila disimpulkan dari beberapa pendapat tersebut, adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi (taat asas) internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain, baik dalam bidang-bidang itu sendiri maupun dalam bidang-bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan mendahului dan didahului oleh kegiatan lain. Secara konsepsional, bahwa perencanaan pendidikan itu sangat ditentukan oleh cara, sifat, dan proses pengambilan keputusan, sehingga nampaknya dalam hal ini terdapat banyak komponen yang ikut memproses di dalamnya.

Sumber :
http://aurigamaulana.blogspot.com/2012/03/contoh-paragraf-narasi-deskripsi.html

Jumat, 11 Januari 2013

PAPER ILMIAH

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.
Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat yang besar.
Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH (LATAR BELAKANG)
Sesuai dengan judul makalah ini “Makalah Metode Ilmiah”, Yang berisi tentang semua pengertian metode ilmiah serta tata cara pembuatanya dan hal – hal apa saja yang ada dalam metode ilmiah.
. PEMBATASAN MASALAH.
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah :
a. pengertian Metode Ilmiah
b. Tahap – tahap pembuatan metode Ilmiah
1.4. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah metode Ilmiah itu ?
2. Bagaimana tata cara pembuatan dan tahap – tahap pelaksanaan metode Ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Metode Ilmiah
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.”
Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta
2. Bebas dari prasangka
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa
4. Menggunakan hipolesa
5. Menggunakan ukuran objektif
6. Menggunakan teknik kuantifikasi
2.2. Pelaksanaan metode ilmiah ini meliputi tujuh tahap
Pelaksanaan metode ilmiah ini meliputi tujuh tahap, yaitu :
  1. Merumuskan masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.
  2. Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.
  3. Menyusun hipotesis.Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
  4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
  5. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik untuk menghasilkan kesimpulan.Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidak dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja akan memberikan hasil yang sama).
  6. Menguji kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.
  7. Menulis laporan Ilmiah.Untuk mengkomunikasikan hasil penelitian kepada orang lain sehingga orang lain tahu bahwa kita telah melakukan suatu penelitian ilmiah.
Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. Sikap ilmiah semestinya dimiliki oleh setiap penelitian dan ilmuwan. Adapun sikap ilmiah yang dimaksud adalah :
  1. Rasa ingin tahu
  2. Jujur (menerima kenyataan hasil penelitian dan tidak mengada-ada)
  3. Objektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi)
  4. Tekun (tidak putus asa)
  5. Teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan)
  6. Terbuka (mau menerima pendapat yang benar dari orang lain)
2.3 . Penelitian / Riset
Salah satu hal yang penting dalam dunia ilmu adalah penelitian (research). Research berasal dari kata re yang berarti kembali dan search yang berarti mencari, sehingga research atau penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mengembangkan dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan.
Research, menurut The Advanced Learner’s Dictionary of Current English (1961) ialah penyelidikan atau pencarian yang seksama untuk memperoleh fakta baru dalam cabang ilmu pengetahuan.
Menurut Fellin, Tripodi dan Meyer (1969) riset adalah suatu cara sistematik untuk maksud meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat disampaikan (dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain.
Ciri-ciri riset adalah sebagai berikut, yaitu bahwa riset: (Abisujak, 1981)
1. Dilakukan dengan cara-cara yang sistematik dan seksama.
2. Bertujuan meningkatkan, memdofikasi dan mengembangkan pengetahuaN(menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan)
3. Dilakukan melalui pencarian fakta yang nyata
4. Dapat disampaikan (dikomunikasikan) oleh peneliti lain
5. Dapat diuji kebenarannya (diverifikasi) oleh peneliti lain
2.4. Penelitian Ilmiah
Penelitian yang dilakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada lima karakteristik penelitian ilmiah, yaitu:
  1. Sistematik, Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
  2. Logis, Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
  3. Empirik, artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
  4. Obyektif, artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.
  5. Replikatif, artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
2.5. Jenis-Jenis Penelitian Ilmiah
Ada tiga tingkatan penelitian ilmiah untuk sampai kepada perwujudan ilmu/teori, yaitu :
1. Penelitian Eksploratif,Penelitian ekploratif adalah penelitian dalam untuk upaya mencari masalah/menjajagi masalah.
2. Penelitian Pengembangan
3. Penelitian Verifikasi
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian bahasan “Makalah Metode Ilmiah” dapat disimpulkan bahwa :
Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiahesuai dengan tujuan dan fungsinya
Penelitian yang dilakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah 3.2 SARAN
Makalah ini masih belum sempurna dan Masih banyak kekurangan yang ada di makalah ini, oleh karena itu penulis berharap kepada para penulis – penulis yang lain agar memberikan yang lebih baik lagi untuk penulisan penulisan yang selanjutnya demi kemajuan bangsa dan negara. Apabila ada kesalahan penulis meminta maaf yang sebesar – besarnya.

Daftar Pustaka
Wiratha, I Made. 2005. Pedoman Penulisan : Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis. Cetakan Pertama. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Nasution, S. 2006. Metode Risearch. Cetakan 8. Jakarta : Bumi Aksara.
Arifin, E. Zaenal. 1987. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Cetakan 8. Jakarta: PT Gramedia.
Sutrisno dan SRDm Rita Hanafie. 2007. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi.
Djuharie, O. Setiawan. 2001. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung: Yrama Widya.

Senin, 26 November 2012

Jurnal Perilaku Konsumen dalam B.INDONESIA

PROMOSI PENJUALAN DAN SUMBER MODAL KONSUMEN
BERDASARKAN BARANG INDUSTRI
ABSTRAK
Penjualan promosi sebagai alat pemasaran adalah mendapatkan menonjol dalam beberapa tahun terakhir. Semakin pentingnya promosi penjualan, baik harga dan promosi premium telah menghasilkan bunga yang cukup besar dalam persepsiharga konsumen, pilihan merek, perilaku merek switching,ekuitas merek, dll merek persepsi Dengan promosi penjualan,pemasar seperti untuk mendapatkan respon cepat darikonsumen, sehingga penjualan yang tinggi dan percepatanpembelian, meningkatkan substitusi merek dalam kategori produk, efek saham menumpuk Studi  telah menunjukkan bahwa promosi penjualan mempengaruhi persepsi merek dan memiliki efek negatif pada ekuitas merek.
Ekuitas merek didefinisikan sebagai nilai tambah diberkahi oleh merek, utilitas tambahan dan hasil akhir dari loyalitas merek,kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas merek dan aset lainnya milik. Ekuitas merek berbasis konsumendidefinisikan sebagai efek diferensial pengetahuan merek padarespon konsumen terhadap pemasaran merek. Ini pada dasarnya adalah persepsi konsumen berdasarkan atribut merek. Jika sebuah merek memiliki ekuitas yang kuat dengan konsumen,maka perintah premium di atas merek lain dengan ekuitas yang lebih rendah, cenderung memiliki pangsa pasar yang lebih tinggi,akan lebih elastis untuk iklan dan promosi, lebih mudah untuk mencapai penetrasi pasar yang lebih besar dan akan menghasilkan lebih efisien lini produk ekstensi yang lebih efisien
perpanjangan
PENDAHULUAN
Relevansi promosi Penjualan atas pemasaran memiliki peran penting dan pentingnya telah meningkat secara signifikan. Di India, penjualan promosi pengeluaran oleh perusahaanpemasaran berbagai diperkirakan Rs 5.000 crores danpenekanan pada kegiatan penjualan promosi oleh industri Indiatelah meningkat sebesar 500 sampai 600 persen selama 3 sampai 5 tahun terakhir (Economic Times, 15 Juni 2003 ). Pada tahun 2001, ada sebanyak 2.050 skema promosi di industry FMCG 80.000 crore Rs  (Dang et. Al, 2005).
Para peneliti telah menemukan bahwa promosi, terutamapromosi harga, memiliki efek negatif pada ekuitas merek (Melaet al, 1997). Dalam studi lain, Schultz (2004) berpendapat bahwa ketergantungan atas pada promosi dapat mengikis konsumen"harga-nilai persamaan. Hasil sebuah studi oleh Jedidi et. al(1999) menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, iklan memiliki efek positif pada ekuitas merek mana sebagai harga promosi memiliki efek negatif. Demikian pula, Yoo et. al (2000), berdasarkan pada model persamaan struktural, menunjukkan bahwa harga sering promosi, seperti penawaran harga yangterkait dengan ekuitas merek yang rendah, dimana belanja iklanyang tinggi, harga tinggi, citra toko yang baik dan intensitas distribusi yang tinggi terkait dengan ekuitas merek yang tinggi .Ada juga keyakinan manajerial bahwa jika merek didukung dengan menawarkan promosi sering, ekuitas merek cenderung untuk mendapatkan diencerkan. Sebaliknya, ada juga penelitian yang menunjukkan manfaat dari promosi merek. Di antara unsur-unsur bauran pemasaran, promosi penjualan memiliki jangka panjang pengaruh terhadap ekuitas merek (Yoo et al,. 2000). Mariola & Elina, (2005), berdasarkan sampel dari 167 pembeli menunjukkan bahwa promosi moneter dan non-moneter yang berguna untuk menciptakan ekuitas merek karena efek positif mereka pada struktur pengetahuan merek.
     TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Apakah promosi penjualan mempengaruhi ekuitas merek berdasarkan konsumen (CBBE)?
spesifik tujuan.
2. Apakah Harga Promosi dan Premium (Nilai tambah) promosimemiliki efek yang berbeda  pada CBBE?.
3. Apakah jenis produk; industri utilitarian mempengaruhi harga dan promosi premi pada CBBE?

LANDASAN TEORI
Untuk tujuan penelitian kami, kita mengikuti definisi promosipenjualan sebagai "koleksi beragam alat insentif, sebagian besar, jangka pendek yang dirancang untuk menstimulasi lebih cepat dan / atau membeli produk tertentu lebih besar / jasa oleh konsumen" (Kotler, 1998). Promosi penjualan diklasifikasikan sebagai harga dan non-harga berdasarkan promosi alam (Campbell dan Diamond, 1992; Blattberg dan Neslin, 1990). Harga promosi didefinisikan sebagai "promosi seperti Kupon,Cents off, Pengembalian, dan Rabat yang sementara mengurangi biaya barang atau jasa" (Cooke, 1983). Non-harga promosi didefinisikan sebagai promosi seperti hadiah (freebees), atau kontes di mana nilai sementara ditambahkan keproduk dengan harga penuh.
Merek konsumen berbasis ekuitas (CBBE) didefinisikan sebagai "efek diferensial pengetahuan merek pada respon konsumen terhadap pemasaran merek" (Keller, 1993). Pengetahuan merek didefinisikan dalam hal kesadaran merek dan citra merek. Merek mengembangkan ekuitas yang kuat dengan pelanggan ketikapelanggan yang akrab dengan merek dan asosiasi merek yang menguntungkan, yang kuat dan unik dalam memori mereka. Keller berpendapat bahwa merek dikatakan memiliki ekuitas merek yang positif atau negatif ketika konsumen bereaksi lebih atau kurang baik untuk sebuah elemen dari bauran pemasaran untuk merek daripada yang mereka lakukan terhadap unsur-unsurbauran pemasaran yang sama bila dikaitkan dengan produk bermerek.
Dari 1991 dan seterusnya, peneliti mencoba untuk mengukurekuitas merek dengan berbagai metode. Sebuah studi ekstensifoleh Richard dan Ballaji untuk memvalidasi CBBE menegaskan bahwa keunikan kualitas dan kesediaan untuk membayar harga premium untuk menentukan ekuitas merek (Richard Metymer,Balaji Krishnan, 2004). 
Menurut Aaker (1991), ekuitas merekdibuat selama bertahun-tahun dengan patronase pelanggan danitu adalah pelanggan yang menciptakan dan ekuitas merek sendiri. Aaker (1991) Harga metode pratinjau digunakan, Ramaswamy et al (1999) digunakan  analisis conjoint, Park & ​​Srinivasan, 1994 digunakan skor atribut menyelesaikan multi tertimbang dari nama merek, koleksi tindakan konsumen berdasarkan (Agarwal & Rao, 1996) dan Data scanner mengukur berbasis (Kamshura & Russel, 1993). Metode keuangan seperti metode earnigs masa depan (Aaker, 1991),metode arus kas incremental (Simon & Sullivan,1993) perimbangan metode harga (Swat et al, 1993) dan akuntansimomentum - berbasis nilai (Farquahar et al, 1991) juga digunakan untuk mengukur ekuitas merek.
Peneliti mengusulkan untuk menggunakan Yoo & Donthu (2001) mengembangkan skala konsumen merek berbasis ekuitas untuk mempelajari pengaruh promosi penjualan terhadap ekuitas merek berdasarkan konsumen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh promosi penjualan terhadap ekuitas merek berdasarkan konsumen. Peneliti telah menggunakan dua jenispromosi penjualan yaitu, harga dan promosi premium untuk mempelajari dampak pada ekuitas merek berdasarkankonsumen. Merek yang dipilih dalam kategori produk Kulkas Utilitarian 500 liter dan di atas adalah (1) LG (2) Whirlpool (3)Samsung (4) Electrolux.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini didasarkan pada data primer, diperoleh melaluimetode kuasi-eksperimental menggunakan pra-diuji instrument terstruktur. Dalam rangka untuk mempelajari pengaruh promosipada merek, kami menggunakan produk utilitarian, Kulkas dari500 Liter dan di atas sebagai objek penelitian. 
Alasannya :
  • Keakraban konsumen, 
  • Relatif mahal untuk memperolehlebih rasional dan dianggap (keterlibatan tinggi) perilaku pembelian dan.
  •  Pentingnya fitur yang lebih tinggi untuk merek dan produk sebagai produk yang dianggap menjadi "utilitarian" produk. 

Merek yang dipilih dalam kategori Kulkas adalah
  •       LG
  •       Whirlpool 
  • .     Samsung 
  • .     Electrolux.

Data dikumpulkan dari 120 responden yang dipilih secara acaksehingga ada homogenitas dalam karakteristik demografi.Sampel ini homogen di alam sebagai sampel dijelaskan dari industri jasa; seratus dua puluh rumah sakit (100 tempat tidur dan seterusnya) di Kerala, sebuah Negara India. Dari 120 tanggapanselesai, 60 didasarkan pada pertanyaan yang berkaitan denganpromosi harga dan 60 sisanya berdasarkan promosi premium.
Tes statistik yang digunakan untuk mengetahui kualitas saranakalangan tanpa promosi penjualan dan promosi harga (AB),tanpa promosi penjualan dan promosi premium (AC) dan antara promosi penjualan (SM). Keandalan dan Validitas kuesioner dilakukan untuk memastikan sifat psikometri menggunakan analisis faktor dan analisis reliabilitas skala.
            Analisis Data :
Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan software statistik "s seperti SPSS, MINITAB dll statistik alat seperti analisis diskriminasi, analisis Faktor, analisisconjoint dll dipresentasikan menggunakan tabel, diagram dan Grafik. Alat seperti t-test dan uji Chi-Square juga digunakan.
HIPOTESIS
H 1: Penjualan promosi memiliki efek positif pada ekuitas merek berdasarkan konsumen (CBBE), dalam hal-Hi sebuah-MerekLoyalitas, Hi b-Dirasakan kualitas dan Hi c - Merek kesadaran /Asosiasi.
Promosi penjualan memiliki efek positif pada CBBE, dalam halLoyalitas Merek
Promosi penjualan memiliki efek positif pada CBBE, dalam halkualitas yang dirasakan
Promosi penjualan memiliki efek positif pada CBBE, dalam halkesadaran Merek / Asosiasi
H 2: promosi Premium memiliki efek yang lebih (+) pada CBBEdari promosi harga di Utilitarian Produk Industri, dalam hal suatuHii - Loyalitas Merek, Hii b - Kualitas yang dirasakan dan Hii c - Merek kesadaran / Asosiasi.
Promosi premium memiliki efek yang lebih positif pada CBBEdari promosi harga dalam hal Loyalitas Merek
Promosi premium memiliki efek yang lebih positif pada CBBEdari promosi harga dalam hal Kualitas Persepsi.
Promosi premium memiliki efek yang lebih positif pada CBBEdari promosi harga dalam hal Kualitas Merek keseluruhan.
Promosi premium memiliki efek yang lebih positif pada CBBEdari promosi harga dalam hal kesadaran Merek / Asosiasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan untuk mengetahui efektivitas promosipenjualan pada persepsi dari ekuitas merek. Hasil menunjukkan bahwa kedua jenis promosi penjualan yaitu promosi harga danpromosi merek premium mempengaruhi penilaian atribut; Merekkesadaran, asosiasi merek, persepsi kualitas, loyalitas merekdan ekuitas merek secara keseluruhan.
  •     Kesadaran merek dan asosiasi
di   Studi kedua menemukan promosi penjualan, harga dan promosipremium asosiasi mempengaruhi kesadaran merek dari ekuitasmerek berdasarkan konsumen secara signifikan. The "t" statistiktes memastikan bahwa perbedaan dipasangkan antara promosi harga dan tanpa promosi, dan promosi premium dan tanpa promosi secara statistik signifikan. Temuan-temuan ini konsisten dengan studi yang dilakukan oleh Mariola dan Elena (2005), yang menyatakan bahwa promosi penjualan dapat berkontribusi pada ekuitas merek dengan menciptakan kesadaran dan atau menghubungkan asosiasi yang menguntungkan dan unik yang kuat untuk merek dalam memori "konsumen s. Hasil ini dikonfirmasi model yang diusulkanoleh Keller (1993) pada ekuitas merek konsumen berbasis.
  •    Persepsi kualitas
Studi ini menunjukkan bahwa persepsi kualitas konstruksi dari ekuitas merek berdasarkan konsumen dipengaruhi oleh promosi penjualan, harga dan promosi premium. The "t" uji statistikmenunjukkan bahwa perbedaan dipasangkan antara promosi harga dan tanpa promosi, dan promosi premium dan tanpa promosi secara statistik signifikan. Artinya baik promosipenjualan, harga dan promosi premium mempengaruhi persepsi kualitas bukan pada cara yang menguntungkan. Hal ini terbuktidari fakta, persepsi kualitas merek yang ditawarkan.
  •   Loyalitas merek
Penelitian ini mengungkapkan bahwa ekuitas merek konsumen berbasis membangun nloyalitas merek dipengaruhi oleh hargapromosi dan promosi penjualan premium. The "t" uji statistikmenunjukkan perbedaan dipasangkan antara promosi harga dan tanpa promosi, dan promosi premium dan tanpa promosi secara statistik signifikan. Para respondenmemilih merek lain meninggalkan ada merek favorit sebagaipromosi yang ditawarkan. Ini lebih dengan merek paling favorit yang tidak menawarkan  jika dibandingkan denganmerek yang ditawarkan dengan penawaran. Penelitian ini sesua idengan penelitian yang dilakukan oleh Dodson, et.al (1978) dan Gupta (1998) yang menunjukkan bahwa promosi khususnyapromosi harga meningkatkan substitusi merek dalam kelas produk.
  •         Keseluruhan ekuitas merek
St   Studi ini menunjukkan bahwa ekuitas merek berbasis konsumen membangun ekuitas merek secara keseluruhan dipengaruhi oleh harga promosi dan promosi penjualan premium. The "t" uji statistik menunjukkan perbedaan dipasangkan antara promosi harga dan tanpa promosi, dan promosi premium dan tanpa promosi secara statistik signifikan. Konstruksi OBE yang dikembangkan oleh Yoo dan Donthu (2001), memiliki validitas konvergen untuk sumber-sumber ekuitas merek berdasarkan konsumen, kesadaran merek dan asosiasi, persepsi kualitas,dan loyalitas merek. Para OBE memberikan jumlah dan substansi dari sebuah merek sebagai tersirat dalam definisiekuitas merek berdasarkan konsumen. Penelitian ini menunjukkan kedua promosi penjualan mempengaruhi ekuitas merek secara keseluruhan dan itu adalah untuk mengatakan, promosi mencairkan ekuitas merek secara keseluruhan merek merek. Tabel Anova menunjukkan bahwamerek yang paling favorit memiliki perbedaan signifikansi atas merek lainnya. Pengenceran dari ekuitas "paling favorit merek merek s lebih menonjol daripada merek lain sebagai responden beralih ke merek lain karena promosi dengan mengorbankan merek yang paling favorit. Penelitian ini adalah konfirmasi dengan studi Yoo et.al (2000), bahwa promosi memiliki pengaruhjangka panjang atas ekuitas merek antara elemen-elemen dari bauran pemasaran.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari studi ini adalah: -
·  Lebih-penekanan pada promosi penjualan dapat mempengaruhi - Loyalitas Merek,   Kualitas Persepsi, kesadaranMerek / Asosiasi dan ekuitas merek secara keseluruhan. Hal ini khususnya terjadi sehubungan dengan merek terkenal yang konsumen inginkan. Atribusi kausal promosi penjualan tidakmendukung merek terkenal. Oleh karena itu pemasar perlu menggunakan promosi penjualan bijaksana.
·  Bahkan ketika menggunakan promosi penjualan, tindak lanjutkegiatan ini dengan kampanye iklan membangun citra. Jika ekuitas merek adalah mungkin untuk mendapatkan diencerkan.

SARAN
  •       Pada merek itu sendiri harus dijaga baik – baik agar para konsumen tidak kecewa dan perusahaan mempunyai keuntungan.
  •       Didalam promosi penjualan, hendaklah loyalitas pada merek harus terus dijalankan.


REFERENSI
http://repository.gunadarma.ac.id:8000/2586/1/Siby_Zac_at_Indonesia_Camera_Ready_(22-10-2009).pdf