CONTOH KASUS UTILITARIANISME
Madison Park Greeting Company milik Jacobsen di Seattle (www.madpark.com) merupakan perusahaan terbesar pembuat kartu ucapan. Kepedulian dan rasa simpati yang kuat yang dimiliki oleh Jacobsen ditujukan kepada masyarakat tempat perusahaan itu berada dan orang/karyawan yang diperkejakannya. Pada usia 30 tahun, Jacobsen memutuskan mengejar minatnya di bidang melukis. Orang yang melihat dan membeli lukisannya memberitahu dia supaya lukisan itu dibuat kartu ucapan yang baik. Setelah mempertimbangkan dan menghayati saran itu, Jacobsen memulai Madison Park Greeting Card Company. Sekarang dia menjual kartu ucapannya di lebih dari 6.000 toko khusus di seluruh Amerika Serikat. Pada saat kasus ini dibuat, Madison Park mempekerjakan 25 orang dan telah menyentuh titik penjualan $ 3 juta. Di satu sisi, Jacobsen telah mampu mengejar impiannya dan di sisi lain dia juga memiliki komitmen yang kuat untuk membantu sesamanya. Keterlibatan sosialnya berawal dari keputusannya menempatkan perusahaannya di daerah kumuh kota Seattle dan telah membantu memberdayakan daerah itu. Selain itu, dia memiliki kepedulian yang kuat dan khusus terhadap karyawannya, dia mempekerjakan para pengungsi Kamboja yang tidak bisa berbahasa Inggris tetapi mampu mengemas kartu ke dalam kotak. Dia juga mempekerjakan karyawan yang cacat pendengaran dan para ibu yang sulit mendapatkan pekerjaan untuk melakukan pekerjaan lainnya di Madison Park. Jacobsen sangat yakin bahwa orang memperhitungkan lebih dari sekedar laba dan walaupun dia memahami bahwa perusahaan harus bekerja baik supaya mampu membantu orang lain, menyeimbangkan antara laba dan orang menjadi penting. Dia berkata, “jika saya harus memilih antara orang dan laba, saya lebih memilih orang.”
Madison Park Greeting Company milik Jacobsen di Seattle (www.madpark.com) merupakan perusahaan terbesar pembuat kartu ucapan. Kepedulian dan rasa simpati yang kuat yang dimiliki oleh Jacobsen ditujukan kepada masyarakat tempat perusahaan itu berada dan orang/karyawan yang diperkejakannya. Pada usia 30 tahun, Jacobsen memutuskan mengejar minatnya di bidang melukis. Orang yang melihat dan membeli lukisannya memberitahu dia supaya lukisan itu dibuat kartu ucapan yang baik. Setelah mempertimbangkan dan menghayati saran itu, Jacobsen memulai Madison Park Greeting Card Company. Sekarang dia menjual kartu ucapannya di lebih dari 6.000 toko khusus di seluruh Amerika Serikat. Pada saat kasus ini dibuat, Madison Park mempekerjakan 25 orang dan telah menyentuh titik penjualan $ 3 juta. Di satu sisi, Jacobsen telah mampu mengejar impiannya dan di sisi lain dia juga memiliki komitmen yang kuat untuk membantu sesamanya. Keterlibatan sosialnya berawal dari keputusannya menempatkan perusahaannya di daerah kumuh kota Seattle dan telah membantu memberdayakan daerah itu. Selain itu, dia memiliki kepedulian yang kuat dan khusus terhadap karyawannya, dia mempekerjakan para pengungsi Kamboja yang tidak bisa berbahasa Inggris tetapi mampu mengemas kartu ke dalam kotak. Dia juga mempekerjakan karyawan yang cacat pendengaran dan para ibu yang sulit mendapatkan pekerjaan untuk melakukan pekerjaan lainnya di Madison Park. Jacobsen sangat yakin bahwa orang memperhitungkan lebih dari sekedar laba dan walaupun dia memahami bahwa perusahaan harus bekerja baik supaya mampu membantu orang lain, menyeimbangkan antara laba dan orang menjadi penting. Dia berkata, “jika saya harus memilih antara orang dan laba, saya lebih memilih orang.”
Tindakan
bisnis yang di lakukan oleh Jacobsen tidak terlepas dari tanggung jawab
sosialnya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Hal ini menunjukkan bahwa
tindakan/kebijakan yang dilakukan Jacobsen telah memberikan keuntungan sosial
(benefit) yang lebih besar.
ETIKA UTILITARIANISME DALAM BISNIS
1. Kriteria
dan Prinsip Utilitarianisme.
Ada
tiga kriteria objektif dijadikan dasar objektif sekaligus norma untuk menilai
kebijaksanaan atau tindakan.
a.Manfaat
: bahwa kebijkaan atau tindakan tertentu dapat mandatangkan manfaat atau kegunaan tertentu.
b.Manfaat
terbesar : sama halnya seperti yang di atas, mendatangkan manfaat yang lebih
besar dalam situasi yang lebih besar. Tujuannya meminimisasikankerugian sekecil
mungkin.
c.Pertanyaan mengenai menfaat : manfatnya
untuk siapa? Saya, dia, mereka atau kita.
Kriteria yang sekaligus menjadi pegangan objektif etika Utilitarianisme adalah manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang. Dengan kata lain, kebijakan atau tindakan yang baik dan tepat dari segi etis menurut Utilitarianisme adalah kebijakan atau tindakan yang membawa manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang atau tindakan yang memberika kerugian bagi sekecil orang / kelompok tertentu.
Kriteria yang sekaligus menjadi pegangan objektif etika Utilitarianisme adalah manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang. Dengan kata lain, kebijakan atau tindakan yang baik dan tepat dari segi etis menurut Utilitarianisme adalah kebijakan atau tindakan yang membawa manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang atau tindakan yang memberika kerugian bagi sekecil orang / kelompok tertentu.
Atas dasar ketiga
Kriteria tersebut, etika Utilitarianisme memiliki tiga pegangan yaitu :
1. Tindakan yang baik dan tepat secara moral
1. Tindakan yang baik dan tepat secara moral
2. Tindakan yang bermanfaat
besar
3. Manfaat yang paling
besar untuk paling banyak orang.
Dari
ketiga prinsip di atas dapat dirumuskan sebagai berikut : “bertindaklah sedemikian
rupa, sehingga tindakan itu mendatangkan keuntungan sebesar mungkin bagi
sebanyak orang mungkin”.
2. Nilai positif etika ultilitarinisme.
2. Nilai positif etika ultilitarinisme.
Etika
ultilitarinisme tidak memaksakn sesuatu yang asing pada kita. Etika ini justru
mensistematisasikan dan memformulasikan secara jelas apa yang menurut
penganutnya dilakukan oleh kita sehari–hari. Etika ini
sesungguhnya mengambarkan apa yang sesungguhnya dilakukan oleh orang secara
rasional dalam mengambil keputusan dalam hidup, khususnya dalam hal moral dn juga
bisnis.
Nilai
positif etika ultilitarinisme adalah:
A.
Rasionlitasnya. Prinsip moral yang diajukan oleh etika ultilitarinisme tidak
didasarakan pada aturan – aturan kaku yang mungkin tidak kita pahami.
B.
Universalitas. Mengutamakan manfaat atau akibat baik dari suatu tindakan bagi
banyak orang yang melakukan tindakan itu.
Dasar
pemikirannya adalah bahwa kepentingan orang sama bobotnya. Artinya yang baik
bagi saya, yang baik juga bagi orang lain.
Will
Kymlicka, menegaskan bahwa etika ultilitarinisme mempunyai 2 daya tarik yaitu :
A. Etika ultilitarinisme sejalan dengan instuisi moral semua manusia bahwa kesejahterahan manusi adalah yang paling pokok bagi etika dan moralitas.
A. Etika ultilitarinisme sejalan dengan instuisi moral semua manusia bahwa kesejahterahan manusi adalah yang paling pokok bagi etika dan moralitas.
B.
Etika ultilitarinisme sejalan dengan instuisi kita bahwa semua kaidah moral dan
tujuan tindakan manusia harus dipertimbangkan, dinilai dn diuji berdsarkan
akibatnya bagi kesejahterahan manusia.
3. Etika ultilitarinisme sebagai proses dan standar penilaian.
3. Etika ultilitarinisme sebagai proses dan standar penilaian.
Etika
ultilitarinisme juga dipakai sebagai standar penilaian bagi tindakan atau
kebijakan yang telah dilakukan. Keriteria – keriteria di atas dipakai sebagai
penilai untuk mengetahui apakah tindakan atau kebijakan itu baik atau tidk
untuk dijalankan. Yang paling pokok adalah tindakan atau kebijakan yng telah
terjadi berdasarkan akibat dan konsekuensinya yaitu sejauh mana ia menghasilkan
hasil terbaik bagi banyak orang.
Sebagai
penilaian atas tindakan atau kebijakasanaan yang sudah terjadi, criteria etika
ultilitarinisme dapat juga sekligus berfungsi sebagai sasaran atau tujuan ketika
kebijaksanaan atau program tertentu yng telah dijalankan itu akan direvisi.
4. Analisis
keuntungan dan kerugian.
Etika
ultilitarinisme sangat cocok dipakai untuk membuat perencanaan dan evaluasi
bagi tindakan atau kebijakan yang berkaitan dengan orang banyak. Dipakai secara
sadar atau tidaak sadar dalam bidang ekonomi,
social, politik yang menyangkut kepentinagan orang banyak.
5. Kelemahan
etika ultilitarinisme.
A.
Manfaat merupakan sebuah konsep yang begitu luas sehingga dalam praktiknya
malah menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit. Kaarena manfaat manusia berbeda
yang 1 dengan yanag lainnya.
B.
Persoalan klasik yang lebih filosofis adalag bahwa etika ultilitarinisme tidak
pernaah menganggap serius suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan
nilai dari suatu tindakan sejauh kaitan dengan akibatnya. Padahal, sangat
mungkin terjadi suatu tindaakan pada dasarnya tidak baik, tetapi ternyata
mendatangkan keuntungan atau manfaat
C.
Etika ultilitarinisme tidk pernah menganggap serius kemauan atau motivasi baik
seseorang
D.
Variable yang dinilai tidaak semuanya bisa dikuantifikasi. Karena itu sulit
mengukur dan membandingkan keuntungan dan kerugian hanya berdasarkan variable
yang ada.
E.
Kesulitan dalam menentukan prioritas mana yang paling diutamakan.
F.
Bahwa etika ultilitarinisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu
dikorbankan demi kepentingn mayoritas. Yang artinya etika ultilitarinisme
membenarkan penindasan dan ketidakadilan demi manfaat yang lebih bagi
sekelompok orang.
6. Jalan
keluar.
Para
filsuf yang menganut etika ultilitarianisme antara lain menaanggapi kritik tas
kelemahan sama dengan kelemahan
etika ini dengan membuat perbedaan antara ultilitarianisme aturan dan
ultilitarianisme tindakan.
Itu
berarti bukanlah suatu tindakan medapatkan manfaat terbesar bagi banyak orang
tetapi yang pertama kali ditanyakan adalah apakah tindakan itu sesuai dengan
aturan moral yang harus diikuti oleh semua orang. Jadi dalam hal ini suatu
tindakan dapat dilakukan jika dapat memenhuni atau sesuai dengan aturan moral
yang berlaku lalu dari situ baru kita dapat tentukan apakah tindakan tersebut
dapat mendatangkan manfaat bagi sebesar mungkin orang.
Dengan
cara ini kita bisa mempertimbangkan secaraa serius semua hak dan kepentingan
semua pihak terkait secara sama tanpa memihak, termasuk hak dan kepentingan
kita (contohnya perusahaan). Dengan demikiaan pada akhirnya kita bis sampai
pada jalan keluar yang dapat dianggap paling maksimal menampung kepentingan
semua pihak yang terkait dan memuaskan semua pihak, walaupun bukan yang paling
sempurna.
Inti
dari etika ultilitarianisme adalah harapan agar kebijaksanaan atau tindakan
bisnis apa pun dan dari peusahaan manapun akan bermanfaat bagi semua pihak yang
terkait yang berkepentingan, terutama dalam jangka panjang. Tetapi kalau ini
tidak memungkinkan, dimana ada pihak yang dikorbankan.