BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian Pemasaran.
Pengertian
Pemasaran sering diartikan dengan penjualan, pengertian pemasaran sebenarnya
lebih luas dari kegiatan penjualan.
Banyak
definisi tentang pemasaran yang diberikan oleh para peneliti pada umumnya mereka berpendapat dan memiliki
pengetahuan yang pada prinsipnya sama, seperti berikut :
Philip Kotler (1993;2)
“Pemasaran adalah kegiatan manusia yang
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran”.
William J. Stanton (1988;178)
“Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari
kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial”
Teguh Budiatro (1993;2)
“Pemasaran adalah kegiatan pemasar untuk menjalankan
bisnis (profit atau non profit) guna memenuhi kebutuhan pasar dengan barang dan
atau jasa, menetapkan harga, mendistribusikan serta mempromosikan melalui
proses pertukaran agar memuaskan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan”
Dari definisi
tersebut diatas dapat di simpulkan :
Pemasaran
merupakan suatu kegiatan yang terpadu dari kegiatan-kegiatan bisnis yang
terorganisir yang ada dalam perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Pemasaran
merupakan suatu kegiatan yang dinamis dan bertujuan untuk memperlancar arus
barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Pemasaran mempunyai tiga unsur
mendalam yaitu adanya manusia (individu atau kelompok), tujuan untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan, serta adanya proses pertukaran.
Pemasaran
merupakan proses sosial antara individu-individu dan kelompok untuk dapat
saling bekerja sama untuk mencapai tujuannya dalam memenuhi kebutuhan melalui
proses pertukaran.
2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran.
Manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, penggarahan dan pengendalian
organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pemasaran
adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
Fungsi yang pertama harus di lakukan oleh manajer adalah fungsi perencanaan,
untuk membuat perencanaan jangka panjang ia harus menyediakan banyak waktu oleh
karena itu ia harus mendelegasikan keputusan-keputusannya yang rutin dilakukan
setiap hari kepada bawahannya.
Adapun definisi
manajemen pemasaran yang diberikan oleh para ahli, Yaitu :
Basu Swastha (1990;7)
“Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang di tujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang
dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi ”.
Philip Kotler (1996;11)
“Manajemen Pemasaran merupakan analisis,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang dirancang untuk
menciptakan, membuat, dan menangani pertukaran yang menguntungkan dengan para
pembeli sasaran dengan maksud agar meraih tujuan perusahaan seperti keuntungan,
laju penjualan, bagian pasar dan sebagainya”.
2.3 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Jika
sasaran pasar sudah di tentukan melalui riset pemasaran, maka perusahaan harus
membuat suatu rencana yang baik untuk memasuki segmen pasar yang dipilih.
Keputusan-keputusan dalam pemasaran ke dalam empat strategi, yaitu strategi
produk, strategi harga, strategi distribusi dan strategi promosi. Jadi seperti
yang telah didefinisikan oleh :
Basu Swastha (1998;193)
“Marketing
mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari
sistem pemasaran perusahaan yakni : produk, struktur harga, kegiatan promosi
dan sistem distribusi”.
Philip Kotler (1989;63)
“Bauran
pemasaran adalah campuran dari variabel-variabel pemasaran yang dapat
dikendalikan dan dipergunakan oleh suatu perusahaan untuk menjajarkan tingkat
penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran”.
Campuran
variabel-variabel pemasaran yang dimaksud adalah yang lebih dikenal dengan 4p
yaitu produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan tempat atau
distribusi (place). Untuk lebih jelasnya berikut ini diuraikan mengenai 4p
secara singkat.
a.
Produk (product)
Produk
adalah segala sesuatu (meliputi obyek fisik, jasa, tempat, organisasi, gagasan,
ataupun pribadi) yang dapat atau mampu ditawarkan produsen untuk diminta,
dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan
keinginannya.
b.
Harga (price)
Harga
adalah nilai pertukaran atas manfaat produk (bagi konsumen maupun bagi
produsen) yang umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (rupiah, dollar, yen,
rupee, dan sebagainya).
c. Promosi (promotion)
Promosi
merupakan salah satu variabel marketing mix yang digunakan oleh perusahaan
untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya.
Promosi merupakan arus informasi atau persuasi satu-arah yang di buat
untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran.
Ada 4 (empat) Variabel
didalam Promosi pada umumnya, yaitu
periklanan, personal selling, promosi penjualan, dan publisitas.
d. Tempat atau distribusi (place)
Adapun
definisi saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk
menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai
industri.
2.4.
Periklanan (advertising)
Periklanan
merupakan salah satu kegiatan promosi yang banyak dilakukan oleh perusahaan
maupun perseorangan. Dalam periklanan ini pihak yang memasang iklan (disebut
sponsor) harus mengeluarkan sejumlah biaya atas pemasangan iklan pada media.
Pihak sponsor berusaha menyebarluaskan berita kepada masyarakat, berita inilah
yang disebut iklan atau advertensi. Jadi, periklanan berbeda dengan iklan,
periklanan adalah prosesnya sedangkan iklan adalah beritanya. Dengan demikian
periklanan dapat di definisikan sebagai berikut :
“Periklanan merupakan bentuk-bentuk
presentasi non-personal yang dibayar oleh sponsor untuk mempresentasikan atau
ide promosi dari barang atau jasa tertentu”.
- Tujuan Periklanan (sumber: Basu Swastha, 99;21)
Tujuan
periklanan yang terutama adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang, dan
jasa yang menguntungkan perusahaan. Adanya kegiatan periklanan sering mengakibatkan
terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak juga penjualan yang baru
terjadi pada waktu mendatang. Adapun tujuan-tujuan lain dari periklanan adalah
:
a. Mendukung
program personal selling dan kegiatan promosi yang lain.
b. Mencapai
orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh salesman dalam jangka
waktu tertentu.
c. Mengadakan
hubungan dengan para penyalur, misalnya dengan
mencantumkan
nama dan alamatnya.
d. Memasuki
daerah pemasaran baru atau menarik langganan baru.
e .Memperkenalkan
produk baru.
f. Menambah
penjualan perusahaan.
g. Mencegah
timbulnya barang-barang tiruan melalui periklanan.
h. Memperbaiki
reputasi perusahaan dengan memberikan pelayanan
umum melalui periklanan.
2. Jenis periklanan
Beberapa
macam cara dalam periklanan dapat digolongkan atas dasar penggunaanya oleh
pemimpin, karena perbedaan tersebut tergantung pada tujuan perusahaan dalam
program periklanannya. Adapun jenis-jenis periklanan antara lain(sumber: Basu
Swastha, 99;19) :
1. Periklanan
barang (product advertising)
Dalam
periklanan produk, pemasang iklan menyatakan kepada pasar tentang produk yang
ditawarkan. Periklanan produk ini dapat dibagi lagi ke dalam:
a. Primary demand advertising
Merupakan periklanan yang yang berusaha mendorong
permintaan untuk suatu jenis produk secara keseluruhan, tanpa menyebut merk
atau nama produsernya.
b. Selective
demand advertising
Pengertiannya
hampir sama dengan primary demand advetising, hanya bedanya dalam selective
demand advertising disebutkan merk barang yang ditawarkan.
2. Periklanan
kelembagaan (institutional advertising)
Periklanan
kelembagaan atau disebut juga corporate-image advertising, dilakukan untuk
menimbulkan rasa simpatik terhadap penjual dan ditujukan untuk menciptakan
goodwiil kepada perusahaan. Periklanan kelembagaan ini dapat dibagi menjadi
tiga golongan, yaitu :
a. Patronage
institutional advertising
Dalam
periklanan ini penjual berusaha memikat konsumen dengan menyatakan suatu motif
membeli dari konsumen pada penjual tersebut dan bukannya motif membeli produk
tertentu.
b. Public
relations institutional advertising
Periklanan
ini dipakai untuk membuat pengertian yang baik tentang perusahaan kepada
karyawan, pemilik perusahaan, atau masyarakat umum.
c. Public
service institutional
Periklanan
ini menggambarkan tentang suatu dorongan kepada masyarakat untuk menggunakan
kendaraan dengan hati-hati.
3. Periklanan nasional, regional dan lokal
Periklanan
juga dapat digolongkan menurut daerah geografis di mana kegiatan periklanan
tersebut dilakukan.
a. Periklanan
nasional (national advertising)
Merupakan
periklanan yang biasanya disponsori oleh produsen dangan distribusi secara
nasional. Jadi, pasar yang dituju sebagai sasaran adalah pasar nasional dan
media yang digunakan mempunyai sirkulasi secara nasional.
b. Periklanan
regional (regional advertising)
Periklanan
yang hanya terbatas di daerah tertentu dari sebuah negara. biasanya, periklanan
ini dilakukan oleh penjual atau perusahaan yang mempunyai luas pasar pada skup
regional.
c. Periklanan lokal (local advertising)
Periklanan ini
biasanya dilakukan oleh pengecer dan ditujukan kepada pasar lokal saja. Serta
dilakukan bersama-sama antara produsen dan para pengecer.
3. Periklanan
pasar
Jenis
periklanan tergantung pada sasaran yang dituju , apakah konsumen, perantara
pedagang, atau pemakai industri. Jenis periklanan tersebut antara lain :
a. Cusumer
advertising, dituju kepada konsumen.
b. Trade
advertising, ditujulkan kepada perantara pedagang.
c. Industrial
advertising, ditujukan kepada pemakai industri.
2.5.
Keuntungan dari Advertensi
Advertensi atau Pengiklanan yang
berhasil dapat memberikan keuntungan-keuntungan atau kebaikan antara lain :
1.
Penghemat biaya, Dengan advertensi sekaligus serentak dapat mendatangkan
konsumen dalam jumlah besar.
2. Dapat mencapai sasaran yang dimaksud, Misalnya
memasang Advertensi yang
ditunjukkan
kepada koperasi batik didalam masalah batik atau mingguan batik.
3. Selalu mengingatkan kepada pembeli atau calon
pembeli, ini disebabkan oleh
permanennya
tulisan,gambar dan sebagainya yang setiap saat dapat dilihat atau
dibaca.
4. Membentuk
Produk motif atau patronage motives, dengan advertensi itu orang
diberi alasan atau diarahkan untuk membeli
barang tertentu atau kepada toko
tertentu.
2.6. Sasaran
Advertensi
Didalam memasang advertensi atau iklan
hendaknya tidak semata-mata yang akan menjadi sasarannya. Akan tetapi juga
perlu dipertimbangkan pihak lain yang mungkin terkena,tersangkut atau ada
hubungannya dengan advertensi dan sasaran. Oleh karena itu Advertensi sebaiknya
disusun dengan memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa pihak, yaitu :
1. Para pembeli
dan para pemakai waktu sekarang.
2. Mereka yang
memiliki potensi untuk menjadi pembeli.
3. Mereka yang
mempunyai kekuasaan memutuskan membeli.
4. Mereka yang
akan menjadi pembeli atau pemakai dimasa depan.
5. Mereka yang
dapat mempengaruhi orang lain untuk membeli.
6. Para
pedagang.
7. Para Pesaing.
2.7. Fungsi
Advertensi dalam pemasaran
Fungsi – fungsi
Advertensi dalam pemasaran antara lain :
- Membantu dan memperkenalkan barang baru kepada siapa atau Dimana barang itu dapat diperoleh.
- Membantu dan mempermudah penjualan yang dilakukan oleh para Penyalur.
3.
Memberi keterangan atau penjelasan kepada pembeli atau calon Pembeli.
4.
Membantu mereka yang melakukan penjualan.
2.8. Media Advertensi
Media yang
dipergunakan untuk Advertensi antara lain:
1. Melalui Media
Cetak:
a. Harian atau
Koran untuk umum atau golongan tertentu.
b. Majalah untuk
umum atau golongan tertentu.
c. Katalog,
bulletin dan sebagainya.
2. Pada
kendaraan atau bangunan :
a. kereta api,bus,truk,mobil dan sebagainya.
b.
Tembok-tembok, lantai dan jembatan.
c. Papan-papan
yang dipasang.
3. Melalui alat
hiburan:
a. Radio.
b. Televisi
c. Bioskop dan
sebagainya.
4. Direct
advertising
a. Kalender
b. Kartu pos dan
surat edaran.
5. Lain-lain :
a. Demonstrasi,
pameran dan pertunjukkan.
b. Sample atau
contoh.
c. Dan
lain-lain.
2.9. Analisis Metode Regresi Linier Sederhana
dan Koefisien Korelasi
Dalam menganalisa suatu keberhasilan
promosi terhadap tingkat penjualan, maka digunakan teori statistika, yaitu
dengan menggunakan analisa regresi linier sederhana dan koefisien korelasi,
yaitu untuk mengetahui hubungan promosi yang digunakan terhadap hasil
penjualan. Adapun rumus analisa tersebut Menurut Bambang Kustiatuanto dan
Rudy Badrudin ( 1994, 224) :
1.
Analisa regresi linier sederhana
Regresi
linier sederhana adalah metode statistik yang dapat digunakan untuk menentukan
hubungan antara 2 variabel yaitu variabel
bebas dan variabel tidak bebas. Tujuannya adalah untuk meramalkan atau
memperkirakan nilai variabel tidak bebas dengan menggunakan nilai variabel
bebas tertentu. Dan itu dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
b
= n(Sxy) -
(Sx)(Sy)
n (Sx2) - (Sy)2
a = Sy-b(Sx)/n
Y = a + bx
Keterangan:
a = besarnya nilai y bila x = 0
b= mengukur besarnya pengaruh x terhadap y kalau x berubah atau perunit
x= variabel bebas
y= variabel tidak bebas
2. Analisa
koefisien korelasi
Koefisien
korelasi digunakan untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara 2
variabel yaitu x dan y. variabel x dalam hal ini adalah biaya promosi (veriabel
bebas) dan variebel y adalah hasil penjualan (variabel tidak bebas), maka dapat
digunakan dengan menghitung nilai koefisien korelasi dengan rumus sebagai
berikut :
r = (n.Sxy)-(Sx)(Sy)
S(n.Sx2)-(Sx)2 x Sn(Sy2)-(Sy)2
dimana :
x = variabel independen
y = variabel dependen
n = banyaknya data tiap variabel yang
diteliti
r2 = koefisien penentu
dalam tujuannya
untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara dua variabel x dan y
tersebut didasarkan pada besar kecilnya nilai koefisien korelasi, yaitu apabila
:
r = +1 atau
mendekati 1, maka hubungan ke dua variabel adalah sangat
kuat dan
positif.
r = 0 atau
mendekati 0, maka hubungan ke dua variabel adalah lemah atau tidak mempunyai
hubungan.
r = -1 atau
mendekati –1, maka hubungan ke dua variabel adalah kuat atau negatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar